Cara Menjadi Dokter di Indonesia (Part 3)

Di Indonesia, banyak masyarakat beranggapan bahwa dokter adalah salah satu profesi yang memiliki penghasilan yang besar. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika fakultas kedokteran (FK) merupakan fakultas yang paling favorit di Indonesia. Baik para siswa SMA yang baru lulus, maupun para orang tua, berlomba-lomba untuk bisa masuk ke fakultas ini.

Untuk mengetahui bagaimana proses untuk menjadi dokter di Indonesia, dari mulai masuk FK hingga menjadi dokter, berikut adalah step by step-nya:
Pada part 3 ini saya akan membahas mengenai dari mulai koas, kegiatan koas, ujian UKDI dan OSCE, hingga angkat sumpah dokter. Semoga bermanfaat.


Koas
Koas berasal dari kata co-assistant (Co-As). Istilah resminya adalah "kepaniteraan". Para mahasiswa koas disebut sebagai "dokter muda".

Koas adalah pendidikan profesi yang berfokus di RS untuk para Sarjana Kedokteran yang ingin mendapatkan gelar dokter. Mungkin seperti praktek keluar lapangan (PKL) untuk mahasiswa kedokteran. Masa pendidikan koas ini dijalani selama 2 tahun.

Koas dijalani dengan sistem stase. Stase ini dijalani berdasarkan program dokter spesialis yang terdiri dari 10-12 stase selama 2 tahun pendidikan koas.

Stase ini secara garis besar terdiri dari stase besar (mayor) dan stase kecil (minor). Stase besar dijalani selama 8-10 minggu. Contoh dari stase besar adalah stase penyakit dalam, stase bedah, stase Obgyn, dsb. Stase kecil dijalani selama 4-6 minggu. Contoh dari stase kecil adalah stase THT, stase neurologi, stase mata, dsb.

Lokasi koas bisa berbeda-beda disetiap stase tergantung di RS mana pihak universitas bekerjasamanya. Selain itu, setiap universitas memiliki kebijakan masing-masing mengenai waktu dan cara menjalani sistem stase ini. Sehingga ada beberapa universitas yang memiliki waktu koas lebih lama dibanding universitas yang lainnya.



Kegiatan Koas
Walaupun mahasiswa koas disebut dengan istilah "dokter muda", tapi yang dilakukan oleh mahasiswa koas masih sangat terbatas tidak seperti dokter. Para mahasiswa koas masih melakukan tindakan dibawah pengawasan ketat para pembimbing dokter spesialis dan dokter umum.

Beda lokasi koas, beda juga kebijakan mahasiswa koas dalam memegang dan memeriksa pasien. Ada beberapa RS yang membebaskan mahasiswa koas untuk memegang, memeriksa, hingga mendiagnosis atau menterapi pasien. Tapi, ada juga RS yang sangat membatasi hal-hal ini.

Biasanya RS di daerah lebih membebaskan mahasiswa koas dalam memeriksa pasien. Sedangkan RS di kota besar atau RS swasta sangat membatasi gerak-gerik mahasiswa koas. Terlebih lagi, jika di RS tersebut terdapat dokter yang sedang melakukan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), maka bisa dipastikan akan berebut pasien dan membatasi para mahasiswa koas dalam memegang pasien.

Oleh karena itu, mereka yang sudah koas di RS daerah biasanya lebih terampil dan lebih pintar dibandingkan mereka yang koas di tempat yang membatasi mahasiswa koas.

Selain melakukan kegiatan dokter, para mahasiswa koas juga harus mengerjakan tugas tertulis berupa Laporan Kasus, Journal Reading, hingga Morning Report.

Setelah melakukan koas selama beberapa minggu di stase-stase koas, diakhir minggu akan ada ujian. Ujian ini berupa ujian lisan bersama dokter spesialis pembimbing koas.


Lulus koas atau gagal koas
Para koas yang dinyatakan lulus setiap stase akan dinyatakan telah lulus koas dan dinyatakan lulus oleh pihak kampus, Mereka yang sudah lulus tinggal menunggu untuk persiapan ujian UKDI dan OSCE.

Jika ada stase yang gagal, maka para dokter muda tersebut harus mengulang di stase yang sama di RS yang sama. Dan tentunya, belum bisa ikut ujian UKDI dan OSCE.


Persiapan ujian UKDI dan OSCE
Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) dan Objective-Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan ujian terberat bagi bagi seluruh dokter di Indonesia. Segala persiapan mesti dilakukan untuk bisa lulus ujian yang satu ini; mulai dari waktu, tenaga, dan uang.

Lalu apa itu UKDI dan OSCE? Untuk penjelasan singkatnya, jika UKDI adalah ujian tulisnya; maka OSCE adalah ujian prakteknya.

Setelah lulus koas, fokus harus tertuju kepada ujian ini karena tingkat kesulitannya sangat sulit. Biasanya jarak lulus koas dengan ujian UKDI dan OSCE adalah sekitar 1-3 bulan. Selama waktu ini, harus belajar dengan sungguh-sungguh setiap hari dengan mengerjakan contoh soal-soal terdahulu dari kakak kelas atau dari internet.

Beruntungnya sekarang, banyak lembaga kursus untuk menghadapi UKDI dan OSCE yang tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Walaupun begitu, lembaga kursus ini tidaklah murah dan tidak menjamin kelulusan 100% jika tidak ada kesungguhan dari para dokter muda itu sendiri.

Saya pribadi mengikuti kursus di PADI yang teletak di Matraman Jakarta Timur. Alhamdulillah pengajarnya luar biasa dan bisa meluluskan 100% teman-teman satu grup (8 orang) dikelas saya.


UKDI dan OSCE
UKDI dilakukan di kampus-kampus tertentu yang sudah ditunjuk oleh pihak panitia UKDI. Sedangkan untuk OSCE, bisa dilakukan di kampus masing-masing dengan dosen dari universitas lain.

UKDI dilakukan dengan sistem Computer-Based Test (CBT). Para peserta ujian harus mengerjakan 200 soal dalam waktu 200 menit. Soal-soal tersebut terdiri dari berbagai materi dari mulai etika kedokteran, diagnosis kasus penyakit, penanganan kasus kesehatan masyarakat, dsb.

OSCE dilakukan dengan sistem station. Setiap peserta ujian harus melakukan tindakan praktek khusus seperti pemeriksaan neurologi, pemeriksaan urologi, pemeriksaan fisik jantung, tindakan gawat darurat, dsb. pada setiap station. Setiap station harus selesai dalam waktu 10-15 menit dan terdiri dari 12 station.

Banyak teman-teman dokter muda yang gagal dalam ujian UKDI dan OSCE. Mereka yang gagal harus mengulang 4 bulan kemudian. Akibatnya, waktu wisuda dan internsip menjadi tertunda akibat harus mengulang ujian.


Angkat sumpah dokter
Setelah UKDI dan OSCE selesai, para dokter muda tersebut akan menjadi "dokter" yang sesungguhnya dengan diangkat sumpah. Tapi...


Bersambung...
Cara Menjadi Dokter di Indonesia (Part 4)



Kata kunci
cara jadi dokter, pengen jadi dokter, cara daftar ke fakultas kedokteran, daftar fakultas kedokteran, dokter umum, jadi dokter umum, syarat jadi dokter, proses jadi dokter.

0 Komentar:

Posting Komentar