Mempermainkan Manusia



Jika kita renungi pada saat kita ujian.
Baik ujian anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun ujian tulis.
Apakah Diagnosis kita tepat!?
Diagnosis diferensial maupun diagnosis kerjanya.
Penatalaksanaanya, Prognosis kedepannya.

Mencari jawaban diagnosis pasti itu,
bagaikan mencari jarum di dalam jerami.
Sulitnya bukan main.
Dari Anamnesis hingga pemeriksaan penunjang.
Setelah itu, diagnosis itu bisa terbentuk.

Bagaimana jadinya jika kita salah mendiagnosis.
Seperti biasa, kita masih bisa remedial.
Jika remedial gagal, kita masih bisa semester pendek.
Jika semester pendek gagal, masih ada tahun depan.
Masih diberi jalan keluar.

Bagaimana jadinya jika pasien itu pasien sungguhan!?
Akankah ada kesempatan untuk remedial.
Salah diagnosisnya, salah semuannya.
Akankah masih ada jalan keluarnya?
Bagaimana kita bertanggung jawab?

Coba kita renungi berapa kali kita salah.
Baik dalam mengerjakan soal kasus.
Menentukan DD dari anamnesis.
Menentukan DW dari pemeriksaan fisik.
Berapa pasien yang sudah kita bunuh

Apa pertanggungjawaban kita di depan Allah.
Kenapa kita tidak belajar dengan tekun.
Padahal waktu ini amatlah lapang.
Nafas kita juga masih berhembus.
Orangtua juga masih mampu membiayai.

Berat sekali pekerjaan yang akan kita ambil nanti.
Penuh tanggung jawab dan amanah.
Jika tidak sanggup lebih baik menyerah.
Jika siap menjalani resiko teruskanlah.
Lebih baik menyerah daripada membunuh nantinya.

Jadi dokter itu bagaikan jadi malaikat.
Menjadi malaikat pencabut nyawa.
Atau malaikat penyelamat nyawa.
Tinggal pilih sendiri jalan hidup kita...
Tapi ingatlah, sesudah kehidupan masih ada kehidupan.

1 komentar:

  1. makanya, belajar DD jangan cuma pas ujian CSL..
    setiap sistem cuma 5 DD -__-a
    belajar dari buku, kalo bisa IPD jadiin bantal.....



    by : T3I2

    BalasHapus