Tampilkan postingan dengan label Kedokteran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kedokteran. Tampilkan semua postingan

dr. Haing S. Ngor adalah seorang dokter bedah yang memenangkan piala Oscar Academy Award for Best Supporting Actor pada tahun 1985 di film The Killing Fields. Dia juga adalah orang asia pertama yang mendapatkan piala Oscar pada kategori ini.

Sebelum sukses berakting, dr. Ngor adalah seorang dokter bedah yang merangkap sebagai ginekologis (dokter kebidanan) di Kamboja. Tetapi setelah terjadi pemberontakan di Kamboja pada tahun 1975, dia diungsikan di tempat pengungsian tahanan bersama istrinya.

Di tempat pengungsian itu, dr. Ngor bersama jutaan orang lainnya diperbudak dan disiksa. dr. Ngor kehilangan salah satu jarinya di tempat pengungsian ini. Dan yang sangat disayangkan, istrinya meninggal dunia saat melahirkan di tempat pengungsian tersebut.

Akhirnya pada 1979, dr. Ngor diselamatkan oleh pasukan Vietnam lalu dipindahkan ke tempat pengungsian di Thailand dan menjadi dokter di sana. Satu tahun kemudian, pada tahun 1980, dr Ngor bersama sepupunya pergi ke Amerika Serikat untuk merantau. Sayangnya lisensi medis-nya tidak diterima di Amerika Serikat sehingga membuat dia harus beralih profesi.

Pada tahun 1985, dia ditawari akting oleh salah satu pembuat film Hollywood untuk memerankan film mengenai pemberontakan di Kamboja. Awalnya dr. Ngor menolak, akan tetapi, dia teringat istrinya pernah menyuruhnya untuk menunjukan apa yang terjadi di Kamboja kepada dunia. Baru setelah itulah, dr. Ngor bersedia bermain film The Killing Fields, dan langsung memenangkan piala Oscar di Academy Awards 1985, pada akting perdananya tersebut.

Gambar dari: CAAM

Setelah mendapatkan piala Oscar dari Academy Awards, karir akting dr. Ngor terus melejit hingga dia memerankan banyak film dan tayangan serial TV di Amerika Serikat. Dia mendirikan badan amal Dr. Haing S. Ngor Foundation untuk membantu anak-anak di Kamboja dan membangun infrastuktur di negara tersebut.

Sayangnya pada tahun 1996, dr. Ngor meninggal dunia dibunuh dan dirampok hartanya oleh 3 orang berandal jalanan. Hingga sekarang, jasa-jasa dr. Ngor masih dikenang oleh masyarakat Kamboja.


Dua vaksin DT dan Td sering membuat bingung banyak orang, bukan hanya pasien, tapi tenaga kesehatan pun kadang masih ada yang bingung dengan kedua vaksin ini. Banyak sekali sinonim dari kedua vaksin ini, ada DPT, DTP, DPTa, DPaT, Td, ataupun Tdap.

Lalu apa perbedaan kedua vaksin ini? Kenapa sinonimnya banyak banget? 


Serupa tapi tak sama
Vaksin DT dan Td merupakan vaksin yang sama-sama digunakan untuk mencegah penyakit difteri dan tetanus. Kedua vaksin ini berisi tetanus toxoid dan difteri toxoid. Toxoid adalah racun bakteri yang sudah dilemahkan untuk bisa diperkenalkan ke imun tubuh agar terbentuk antibodi. 

Walaupun sama-sama berisi toxoid dari bakteri tetanus dan bakteri difteri, vaksin DT dan Td memiliki perbedaan pada kandungan vaksin dan target umur pemberiannya.


Target penggunaan
Untuk aplikasi penggunaannya, menurut situs resmi CDC dan WHO, vaksin DT diberikan untuk anak usia 7 tahun kebawah, sedangkan vaksin Td diberikan untuk dewasa dan anak usia 7 tahun keatas.

Dosis pemberian Vaksin DT dan Td memiliki jumlah dosis pemberian yang sama yaitu 0,5 ml untuk sekali pemberian. 
 

Kandungan vaksin
Nah, inilah yang membedakan antara vaksin DT dan Td, yaitu kandungan vaksinnya. Vaksin DT memiliki kandungan difteri toxoid yang lebih tinggi dibandingkan vaksin Td. Sedangkan kandungan vaksin tetanus toxoid pada keduanya relatif sama.
 
Menurut panduan vaksin dari WHO, kandungan isi toxoid dari suatu vaksin dihitung berdasarkan Limits of Flocculation (Lf).
 
Kandungan difteri toxoid dalam vaksin DT memiliki dosis yang lebih tinggi dibandingkan vaksin Td, bervariasi antara 20 - 25 Lf, tergantung merek dan jenis vaksinnya.
 
Sedangkan, vaksin Td memiliki kandungan difteri toxoid dengan dosis lebih rendah, bervariasi antara 2 - 5 Lf, tergantung merek dan jenis vaksinnya. Kurang lebih ⅕-nya dari vaksin DT.
 
Untuk dosis tetanus toxoid didalam vaksin Dt dan Td relatif sama. Bervariasi antara 5 - 10 Lf, tergantung merek dan jenis vaksinnya. 
 
 
Vaksin DT
Vaksin DT (D besar, T besar) atau singkatan dari “difteri-tetanus”.
 
Dosis
0,5 ml sekali suntik
 
Kandungan vaksin
  • Tetanus toxoid = 5 lf - 10lf
  • Difteri toxoid = 20 lf - 25 lf
Usia pemberian
  • Dosis 1 = usia 2 bulan
  • Dosis 2 = usia 4 bulan
  • Dosis 3 = usia 6 bulan
  • Booster 1 = 18 bulan
  • Booster 2 = 5-7 tahun atau pada anak kelas 1 SD saat program BIAS Puskesmas
Contoh merk
  • TD (generic) dari Sanofi
  • Daptacel® dari Sanofi
  • Pentacel® dari Sanofi
  • Infanrix® dari GlaxoSmithKline
  • Kinrix® dari GlaxoSmithKline
  • Pediarix® dari GlaxoSmithKline 

Kombinasi vaksin DT
Vaksin DT di Indonesia jarang berdiri sendiri dan sering dikombinasikan dengan vaksin pertusis.
Vaksin pertusis pun ada yang berisi whole-cell ataupun accellular.
 
Whole-cell lebih mudah diproduksi dan murah harganya, sering terdapat di puskesmas-puskesmas atau pun di rumah sakit pemerintah.
 
Sedangkan, untuk vaksin acellular, sering terdapat pada vaksin-vaksin bermerek yang cukup mahal. Keuntungannya adalah anak tidak mengalami demam jika diberikan vaksin acellular.
 
Vaksin DT yang dikombinasikan dengan vaksin “whole-cell pertusis” disebut vaksin DTP. Sinonim lain dari vaksin DTP adalah DPT atau DTwP. 
 
Sedangkan, untuk vaksin DT yang dikombinasikan dengan vaksin “acellular pertusis” disebut DPTa atau DTaP.


Vaksin Td
Vaksin Td (T besar, d kecil), atau singkatan dari “tetanus-difteri”. 
 
Dosis
0,5 ml sekali suntik
 
Kandungan vaksin
  • Tetanus toxoid = 5 lf - 10lf
  • Difteri toxoid = 2 lf - 5 lf
Usia Pemberian
  • Anak diatas 7 tahun
  • Dewasa
Waktu Pemberian
Menurut CDC, diberikan setiap 10 tahun sekali
 
Contoh merk
  • Td (generic) dari MassBiologics
  • Tenivac® dari Sanofi
  • Boostrix® dari GlaxoSmithKline
  • Adacel ® dari Sanofi 
 
Kombinasi vaksin Td
Vaksin Td di Indonesia bisa ditemui dalam kandungan 2 jenis vaksin; bisa berisi Td saja, atau bisa ditambah “acellular pertusis”, misalnya pada vaksin Tdap. 
 
Target penggunaan
Menurut situs resmi CDC dan WHO,
  • Vaksin DTaP/DPTa diberikan untuk anak usia 7 tahun kebawah.
  • Sedangkan vaksin Tdap diberikan untuk dewasa dan anak usia 7 tahun keatas. 
 
Kata Kunci
perbedaan vaksin DPT, DPTa, DPaT, DTP, DTPa. DTaP.
perbedaan vaksin tetanus, difteri, pertusis

Sebagai orangtua yang memiliki anak, saya pribadi merasa miris melihat keadaan anak-anak zaman sekarang menggunakan gadget. Banyak potensi positif dari gadget itu terabaikan. Malah, kebanyakan, potensi dari gadget itu berubah menjadi hal-hal negatif.

Oleh karena itulah, saya membuat tulisan ini untuk mengedukasi para orangtua untuk menggali potensi positif dari gadget sebagai alat pendidikan yang paling ampuh dan mudah di lingkungan keluarga. Selamat membaca.

Dulu dan sekarang

Zaman semakin maju, teknologi pun semakin canggih. Kita tidak bisa menyamakan zaman kita kecil dulu dengan zaman anak-anak kita sekarang.

Anak-anak zaman sekarang sangat pintar dalam mengoperasikan gadget; baik itu smartphone, tablet, laptop, komputer, dsb. Mereka hanya cukup melihat dan diajarkan sedikit, langsung bisa.

Di era modern ini pun, informasi sangat cepat terbang kesana kemari dan bisa diakses secara global dari belahan bumi manapun menggunakan internet. Kita bisa melihat berita hingga gosip secara real time. Silaturahmi pun dipermudah dengan adanya media sosial dan messaging apps. Kita bisa berkumpul bersama teman-teman lama di dalam grup dunia maya.

Acara-acara tontonan di internet pun semakin banyak dan lebih menarik dibandingkan tontonan di TV. Mulai dari Youtube dan Vimeo yang menyajikan tontonan gratis tanpa bayar. Lalu ada Netflix, Iflix, HOOQ, dsb. yang menyajikan tontonan film-film bioskop dengan bayaran perbulan; serupa seperti TV kabel, namun lebih baik.

Semua kemudahan internet tersebut bisa kita akses dari gadget yang kita miliki dirumah. Ditambah lagi tarif akses internet yang semakin murah dan mudah didapat hingga ke pelosok-pelosok; baik menggunakan kabel fiber optics maupun menggunakan sinyal radio selular.


Memahami cara gadget bekerja

Smartphone, smart tv, smart refrigerator, dsb. adalah beberapa contoh teknologi zaman "kekinian" yang mulai serba smart. Ketika semua alat teknologi semakin smart, kita sebagai orangtua juga dituntut untuk lebih smart. Kita harus lebih bisa mengoperasikan gadget dibandingkan anak-anak kita.

Operating system untuk komputer, seperti Windows dan Macintosh; maupun operating system untuk smartphones dan tablets, seperti Android dan iOS; memiliki mode "parenting" untuk membatasi anak-anak kita dalam menggunakan gadget. Selain itu juga, terdapat aplikasi-aplikasi yang bisa kita install, baik di komputer ataupun smartphone, yang bisa kita gunakan untuk memblokir anak-anak dari menggunakan internet dan game secara berlebihan.


Positif dan negatif

Bagai pisau bermata dua. Gadget bisa jadi penunjang atau malah bisa jadi petaka dalam pendidikan dan tumbuh kembang anak-anak. Walaupun gadget memiliki banyak kelebihan, akan tetapi jika tidak dikelola dengan baik, gadget pun memiliki banyak kelemahan yang tentunya sudah kita bisa rasakan dan ketahui.

Pada anak bayi dan balita, kehadiran gadget dirumah  bisa meringankan beban orangtua dalam mengalihkan pikiran anak agar si anak diam; tapi, disisi yang lain gadget juga bisa merusak pikiran, konsentrasi, dan perilaku si anak. Jika tidak dapat gadget, maka si kecil akan menangis dan mengamuk.

Begitupun pada anak usia sekolah. Kehadiran gadget bisa menjadi alat pendidikan terbaik karena bisa mengakses berbagai informasi pendidikan dengan mudah; tapi, disisi lain, kehadiran gadget juga bisa membuat si kecil adiksi terhadap gadget. Tipe pendidikan yang seperti ini disebut dengan drone parenting. Untuk lebih lanjut mengenai hal ini, bisa dilihat pada artikel di Sahabat Keluarga Kemdikbud: Drone Parenting, Pola Asuh Orangtua Milenial

Lalu, penggunaan media sosial tanpa kontrol diri yang baik bisa dijadikan ajang narsis berlebihan hingga menjadi ajang saling menyombongkan diri. Bahkan kolom-kolom komentar di media sosial pun kebanyakan diisi oleh ujaran-ujaran kebencian.

Isi video di Youtube pun, jika kita tidak pilih-pilih, banyak yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat yang berlaku di Indonesia. LGBT, Alkohol, hingga sex bebas merupakan hal yang wajar bagi kebanyakan masyarakat Amerika dan Eropa.


Solusi bagi orangtua kekinian

Kita tidak mungkin bisa menjauhkan si kecil dari gadget dan internet. Walaupun kita berhasil melarang di rumah, anak-anak pasti akan terpapar dari teknologi di luar sana. Bukan tidak boleh anak-anak memegang gadget, akan tetapi perlu cara khusus agar gadget ini tidak menjadi petaka di rumah.

Jika anak kita sudah memasuki usia sekolah, jangan dulu berikan gadget hingga psikologisnya matang. Sebaiknya gadget baru diberikan pada usia remaja; itupun masih perlu diawasi dan dimoderasi agar tidak mejadi adiksi dan terjerumus hal-hal negatif.

Batasi dan moderasi anak-anak kita dalam menggunakan gadget. Batasi waktu menggunakan gadget. Moderasi aplikasi-aplikasi apa saja yang boleh dimainkan si kecil. Jika ingin meng-install game, install-lah game-game yang mendidik dan sesuai dengan umurnya.

Ajarkan pada anak-anak kita untuk bisa membedakan mana yang boleh dan tidak boleh dilihat di dunia maya. Beritahu padanya bahwa pornografi, LGBT, alkohol, dan sex bebas merupakan perbuatan tercela.

Tidak semua orangtua sama. Banyak orangtua yang tidak tahu dan tidak paham tentang gadget malah memberikan gadget pada anak-anaknya di usia sekolah. Hal ini bisa berdampak pada anak kita yang membandingkan dirinya dengan temannya yang sudah mendapatkan gadget lebih dulu. Inilah pentingnya kesabaran kita sebagai orangtua untuk menjelaskan alasan mengapa gadget belum boleh dipegang oleh si kecil.

Ajarkan pendidikan moral dan etika pada anak-anak kita agar bisa menghargai orang lain baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Ajarkan agar si kecil santun dalam berucap dan berkomentar di dunia maya. Jika anak-anak kita sudah mulai dewasa dan bisa menggunakan media sosial, ajarkanlah mereka untuk meng-share hal-hal positif dan bukan hal-hal pribadi; apalagi hal-hal yang mengandung kebencian terhadap suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).


Salah kita juga

Monkey see, monkey do. Itulah pepatah orang Amerika Serikat untuk menunjukan orang yang meniru segala hal tanpa dipikir terlebih dahulu. Pepatah ini bisa kita aplikasikan pada anak-anak karena akal dan pikiran mereka belum matang. Mereka meniru apa yang mereka lihat tanpa mengetahui baik dan buruknya. Oleh karena itu, penting sekali kita, sebagai orangtua, untuk memberikan contoh yang baik di dalam lingkungan keluarga.

Baik sadar atau tidak, kitalah sendiri yang mendidik anak-anak kita untuk menjadi adiksi terhadap gadget. Berapa kali kita mengabaikan si kecil demi melihat posting-an media sosial di gadget kita? Berapa kali kita mengabaikan si kecil demi menonton video menarik di Youtube?

Adiksi gadget yang terjadi pada kita, kita sendirilah yang harus mengobatinya. Jangan sampai ketergantungan kita pada gadget dicontoh oleh si kecil. Mulailah untuk meng-uninstall semua media sosial kita di smartphone kita. Kita tidak akan pernah rugi tanpa mesti posting, ataupun melihat posting-an orang lain.


Disconnect sehari


Ketika weekend tiba, cobalah untuk disconnect dari gadget walau hanya satu hari saja. Matikan gadget kita semua. Matikan gadget anak-anak. Cobalah kita berinteraksi dengan si kecil. Ajaklah dia main keluar. Ajarkan hal-hal baru padanya.

Anak kita merupakan aset dimasa depan. Ketika kita tua nanti, merekalah yang akan "mengasuh" kita semua. Jika dari sekarang saja kita cuek terhadap mereka dan sibuk dengan gadget-gadget kita, bagaimana jika kita tua nanti?


Kesimpulan
Terakhir sebagai penutup, setelah panjang lebar saya jelaskan mengenai antara hubungan gadget, orangtua, dan anak-anak; berikut adalah kesimpulan yang bisa saya tarik:
  • Kita, sebagai orangtua, harus memahami betul bagaimana cara teknologi "kekinian" bekerja; mulai dari cara mengoperasikan gadget hingga cara aplikasi di gadget bekerja.
  • Kita harus melawan adiksi kita terhadap gadget agar menjadi contoh bagi anak-anak.
  • Batasi dan moderasi anak-anak kita dalam menggunakan gadget.
  • Jangan dulu berikan gadget pada anak-anak kita hingga usia remaja.
  • Ajarkan mana hal positif dan hal negatif di dunia maya.
  • Berikan pendidikan moral dan etika di dunia nyata dan di dunia maya.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat untuk para orangtua sekalian. Terimakasih.




#sahabatkeluarga

NB:
semua gambar yang ada di blog post ini merupakan gambar gratis tanpa hak cipta dari situs pixabay.com







Ketika kebanyakan dokter belomba-lomba mencari kemewahan, para dokter ini memilih untuk mengabdikan hidupnya untuk masyarakat banyak. Siapa saja mereka?


dr. Lie Agustinus Dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV
Dokter keturunan tionghoa ini memiliki konsep unik dalam melayani pasien tanpa pamrih. Beliau mendirikan rumah sakit apung, yaitu sebuah perahu yang disulap menjadi rumah sakit. Perahu ini digunakan untuk menolong pasien-pasien di daerah kepulauan terpencil diseluruh Indonesia.

Rumah sakit apung ini awalnya sebuah perahu nelayan yang kemudian dimodifikasi menjadi sebuah perahu medis dengan fasilitas rumah sakit. Mulai dari klinik rawat jalan hingga kamar operasi tersedia di rumah sakit apung ini. Semua pelayanan di rumah sakit apung ini gratis tanpa dipungut biaya sedikit pun.

Rumah sakit apung ini merupakan bagian dari Dokter Share Foundation (Yayasan Dokter Peduli), yang merupakan yayasan amal milik beliau dalam bidang medis. Selain rumah sakit apung, yayasan milik beliau ini juga memiliki program dokter terbang.

Berita seputar dr. Lie Agustinus
Video seputar dr. Lie Agustinus




Prof. Dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp.FK
Beliau ini merupakan staf pengajar farmakologi klinik di fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU). Walaupun gelarnya banyak, akan tetapi beliau ini sangatlah bersahaja. Beliau tidak mau dipanggil Prof, beliau lebih senang dipangging dengan panggilan Buya.

Beliau membuat tempat praktek tanpa papan nama di salah satu daerah di kota Medan dengan tarif seikhlasnya.

Berita seputar Prof. Aznan
Video seputar Prof. Aznan



dr. Lo Siaw Ging, M.A.R.S
Dokter yang akrab dipanggil dokter Lo ini merupakan dokter yang sudah sangat senior; berumur lebih dari 80 tahun. Walaupun begitu, beliau ini sangatlah ikhlas dan tulus dalam menolong pasien. Beliau membuka klinik di daerah Jagalan, Solo, dengan tarif seikhlasnya.

Berita seputar dr. Lo
Video seputar dr. Lo



dr. Ferihana
Dokter bercadar ini merupakan dokter yang sangat ramah dan ikhlas dalam mengobati pasien. Beliau membuka praktek 24 jam dengan tarif seikhlasnya di daerah Bantul, Yogyakarta.

Kisah inspiratif dan kisah suka duka beliau dalam melayani pasien dengan ikhlas sudah ditayangkan di berbagai televisi nasional.

Berita seputar dr. Ferihana
Video seputar dr. Ferihana



dr. Ni Luh Putu Upadisari
dokter yang dikenal dengan julukan "dokter pasar" ini merupakan dokter yang sangat rendah hati. Julukan nama tersebut muncul karena beliau ini membuka tempat praktek di lantai 5, Pasar Badung Baru, yaitu pasar terbesar di Bali. Beliau sangat rajin mengunjungi para pedagang dan pembeli di pasar tersebut untuk menanyakan seputar kesehatan para pedagang disana.

Selain praktik dengan tarif seikhlasnya, dokter yang akrab dipanggil dokter Sari ini juga sangat memperhatikan kesehatan reproduksi wanita. Beliau mendirikan Yayasan Rama Sesana sebagai wadah untuk membantu dan mendidik masyarakat sekitar Bali mengenai kesehatan reproduksi wanita.

Berita seputar dr. Ni Luh Putu
Video seputar dr. Ni Luh Putu







Serupa tapi tak sama
Penyakit influenza (flu) dan common cold memiliki banyak kemiripan. Kedua penyakit ini merupakan penyakit dengan angka kunjungan tertinggi di semua instalasi kesehatan di Indonesia.

Dalam bahasa medis, penyakit flu dikenal dengan istilah influenza. Penyakit ini diakibatkan oleh virus dari famili Orthomyxoviridae. Virus-virus penyebab flu ini beraneka ragam, dimulai dari yang memiliki gejala ringan, hingga yang memiliki gejala sangat berat seperti flu burung.

Sedangkan common cold disebabkan oleh salah satu diantara 200 lebih jenis virus. Diantara semuanya, virus yang paling sering menyebabkan common cold adalah rhinovirus, coronavirus dan RSV (respiratory syncytial virus).

Untuk mempersempit pembahasan, saya hanya akan membahas penyakit flu dengan keluhan ringan saja yang mirip dengan common cold. Saya tidak akan membahas penyakit influenza berat seperti flu burung (avian influenza) atau flu babi (swine influenza).



Gejala dan tanda
Penyakit influenza (flu) dan penyakit common cold memiliki gejala dan tanda yang sama sehingga sulit dibedakan. Bahkan tenaga medis profesional sekalipun sulit membedakan kedua penyakit ini jika hanya melihat dari gejala dan tandanya saja.

Biasanya common cold memiliki gejala yang lebih ringan dibandingkan influenza, jarang menimbulkan demam, dan biasanya akan sembuh lebih cepat. Lebih lengkapnya bisa dilihat di tabel berikut:



Penegakan Diagnosis
Penyakit common cold dan flu sering tumpang tindih dalam penulisan diagnosisnya karena kemiripannya. Pada diagnosis ICD 11, common cold masuk kedalam kode J00 sedangkan Influenza masuk kedalam kode J09-J11.

Beberapa penyakit virus dan bakteri jenis lain sering menimbulkan gejala mirip flu (flu-like syndrome) pada serangan akut-nya. Misalnya penyakit hepatitis, demam berdarah dengue (DBD), HIV, pneumonia. dsb.

Banyak tenaga kesehatan yang lebih senang mendiagnosis penyakit flu atau common cold dengan diagnosis "viral infection" saja, karena saking umumnya penyakit ini dan agar tidak miss diagnosis dengan penyakit kronis yang memiliki gejala awal mirip flu.

Diagnosis flu dan common cold cukup ditegakan dari gejala dan tandanya saja. Tidak perlu pemeriksaan laboratorium lebih lanjut. Karena untuk mengetahui etiologi penyakit ini, butuh pemeriksaan yang cukup mahal; Misalnya seperti kultur virus atau pemeriksaan molekuler seperti polymerase chain reaction (PCR), enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), fluorescent in situ hybridization (FISH), dsb.


Terapi dan Penatalaksanaan
Penyakit flu dan common cold adalah penyakit yang self-limiting diseases, artinya penyakit ini bisa sembuh sendiri tanpa obat-obatan. Faktor kesembuhan ditentukan oleh imunitas seseorang ditambah dengan istirahat dan makan-makanan yang cukup. Obat-obatan yang ada hanya meredakan gejala, bukan menyembuhkan penyakit.

Kebanyakan merk obat flu yang dijual bebas ataupun yang dibeli dengan resep dokter mengandung kombinasi beberapa jenis obat. Bisa antara 3 hingga 5 kandungan obat. Obat flu yang memiliki banyak kandungan obat lebih baik meredakan gejala flu, tetapi meningkatkan resiko terjadinya efek samping obat dan interaksi obat.

Obat flu biasanya dikombinasikan dengan obat demam, anti alergi, dan/atau obat batuk; bisa dalam bentuk sirup ataupun dalam bentuk kaplet atau tablet.

Berikut ini adalah kandungan obat yang biasa terdapat dalam obat-obatan untuk flu:
  • Antipiretic (anti demam) : paracetamol
  • Antialergi : chlorpheniramine (CTM), loratadine
  • Antitussive (obat batuk) : dextrometrophane
  • Mucolytic (penghancur dahak) : ambroxol, bromhexine
  • Decongestant (anti hidung tersumbat) : pseudonoefedrin




Kata Kunci
Influenza atau common cold, comon cold.









Setiap luka bisa terkena tetanus, tapi, tidak setiap luka mesti ditangani dengan penatalaksanaan dan pencegahan Tetanus. Tergantung apakah luka tersebut termasuk dalam luka berisiko tinggi tetanus (tetanus-pround wound) atau tidak.

Banyak review article, journal medis, dan guidelines yang membahas mengenai luka-luka berisiko tinggi tetanus. Agar mempermudah, saya hanya akan mengambil dari 2 sumber saja; dari WHO dan dari Public Health England.


Menurut panduan WHO
Berikut adalah luka-luka yang yang beresiko tinggi tetanus, menurut buku Prevention and Management of Wound Infection yang dikeluarkan oleh WHO:
  • Luka yang tidak ditangani selama lebih dari 6 jam
  • Luka yang menusuk (vulnus punctum)
  • Terdapat tanda-tanda sepsis sistemik
  • Luka yang terkontaminasi dengan tanah, debu, kotoran hewan, atau pupuk dari kotoran hewan (manure)
  • Luka bakar (combustio)
  • Luka karena kedinginan atau radang dingin (frostbite)
  • Luka tembak (high velocity missile injuries)



Menurut panduan Public Health England
Adapun versi lainnya, yaitu menurut buku Tetanus: the green book, chapter 30 yang dikeluarkan oleh Public Health England, yang merupakan bagian dari Departement of Health, UK, pada 2013:
  • Berbagai jenis luka, termasuk luka bakar, yang membutuhkan tindakan medis dan tidak ditangani selama lebih dari 6 jam.
  • Berbagai jenis luka, termasuk luka bakar, yang menunjukan tanda-tanda kerusakan jaringan atau luka yang menembus dalam, terutama jika luka tersebut pernah kontak dengan tanah, debu, kotoran hewan, atau pupuk dari kotoran hewan (manure).
  • Luka yang didalamnya tertinggal benda asing.
  • Patah tulang terbuka (compound fracture).
  • Berbagai jenis luka, termasuk luka bakar, yang disertai dengan tanda-tanda sepsis sistemik.



Kata Kunci
Luka paku, luka bakar, luka tetanus, tertusuk paku karatan, paku berkarat.


Di Indonesia, banyak masyarakat beranggapan bahwa dokter adalah salah satu profesi yang memiliki penghasilan yang besar. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika fakultas kedokteran (FK) merupakan fakultas yang paling favorit di Indonesia. Baik para siswa SMA yang baru lulus, maupun para orang tua, berlomba-lomba untuk bisa masuk ke fakultas ini.

Untuk mengetahui bagaimana proses untuk menjadi dokter di Indonesia, dari mulai masuk FK hingga menjadi dokter, berikut adalah step by step-nya:
Pada part 3 ini saya akan membahas mengenai dari mulai koas, kegiatan koas, ujian UKDI dan OSCE, hingga angkat sumpah dokter. Semoga bermanfaat.


Koas
Koas berasal dari kata co-assistant (Co-As). Istilah resminya adalah "kepaniteraan". Para mahasiswa koas disebut sebagai "dokter muda".

Koas adalah pendidikan profesi yang berfokus di RS untuk para Sarjana Kedokteran yang ingin mendapatkan gelar dokter. Mungkin seperti praktek keluar lapangan (PKL) untuk mahasiswa kedokteran. Masa pendidikan koas ini dijalani selama 2 tahun.

Koas dijalani dengan sistem stase. Stase ini dijalani berdasarkan program dokter spesialis yang terdiri dari 10-12 stase selama 2 tahun pendidikan koas.

Stase ini secara garis besar terdiri dari stase besar (mayor) dan stase kecil (minor). Stase besar dijalani selama 8-10 minggu. Contoh dari stase besar adalah stase penyakit dalam, stase bedah, stase Obgyn, dsb. Stase kecil dijalani selama 4-6 minggu. Contoh dari stase kecil adalah stase THT, stase neurologi, stase mata, dsb.

Lokasi koas bisa berbeda-beda disetiap stase tergantung di RS mana pihak universitas bekerjasamanya. Selain itu, setiap universitas memiliki kebijakan masing-masing mengenai waktu dan cara menjalani sistem stase ini. Sehingga ada beberapa universitas yang memiliki waktu koas lebih lama dibanding universitas yang lainnya.



Kegiatan Koas
Walaupun mahasiswa koas disebut dengan istilah "dokter muda", tapi yang dilakukan oleh mahasiswa koas masih sangat terbatas tidak seperti dokter. Para mahasiswa koas masih melakukan tindakan dibawah pengawasan ketat para pembimbing dokter spesialis dan dokter umum.

Beda lokasi koas, beda juga kebijakan mahasiswa koas dalam memegang dan memeriksa pasien. Ada beberapa RS yang membebaskan mahasiswa koas untuk memegang, memeriksa, hingga mendiagnosis atau menterapi pasien. Tapi, ada juga RS yang sangat membatasi hal-hal ini.

Biasanya RS di daerah lebih membebaskan mahasiswa koas dalam memeriksa pasien. Sedangkan RS di kota besar atau RS swasta sangat membatasi gerak-gerik mahasiswa koas. Terlebih lagi, jika di RS tersebut terdapat dokter yang sedang melakukan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), maka bisa dipastikan akan berebut pasien dan membatasi para mahasiswa koas dalam memegang pasien.

Oleh karena itu, mereka yang sudah koas di RS daerah biasanya lebih terampil dan lebih pintar dibandingkan mereka yang koas di tempat yang membatasi mahasiswa koas.

Selain melakukan kegiatan dokter, para mahasiswa koas juga harus mengerjakan tugas tertulis berupa Laporan Kasus, Journal Reading, hingga Morning Report.

Setelah melakukan koas selama beberapa minggu di stase-stase koas, diakhir minggu akan ada ujian. Ujian ini berupa ujian lisan bersama dokter spesialis pembimbing koas.


Lulus koas atau gagal koas
Para koas yang dinyatakan lulus setiap stase akan dinyatakan telah lulus koas dan dinyatakan lulus oleh pihak kampus, Mereka yang sudah lulus tinggal menunggu untuk persiapan ujian UKDI dan OSCE.

Jika ada stase yang gagal, maka para dokter muda tersebut harus mengulang di stase yang sama di RS yang sama. Dan tentunya, belum bisa ikut ujian UKDI dan OSCE.


Persiapan ujian UKDI dan OSCE
Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) dan Objective-Structured Clinical Examination (OSCE) merupakan ujian terberat bagi bagi seluruh dokter di Indonesia. Segala persiapan mesti dilakukan untuk bisa lulus ujian yang satu ini; mulai dari waktu, tenaga, dan uang.

Lalu apa itu UKDI dan OSCE? Untuk penjelasan singkatnya, jika UKDI adalah ujian tulisnya; maka OSCE adalah ujian prakteknya.

Setelah lulus koas, fokus harus tertuju kepada ujian ini karena tingkat kesulitannya sangat sulit. Biasanya jarak lulus koas dengan ujian UKDI dan OSCE adalah sekitar 1-3 bulan. Selama waktu ini, harus belajar dengan sungguh-sungguh setiap hari dengan mengerjakan contoh soal-soal terdahulu dari kakak kelas atau dari internet.

Beruntungnya sekarang, banyak lembaga kursus untuk menghadapi UKDI dan OSCE yang tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Walaupun begitu, lembaga kursus ini tidaklah murah dan tidak menjamin kelulusan 100% jika tidak ada kesungguhan dari para dokter muda itu sendiri.

Saya pribadi mengikuti kursus di PADI yang teletak di Matraman Jakarta Timur. Alhamdulillah pengajarnya luar biasa dan bisa meluluskan 100% teman-teman satu grup (8 orang) dikelas saya.


UKDI dan OSCE
UKDI dilakukan di kampus-kampus tertentu yang sudah ditunjuk oleh pihak panitia UKDI. Sedangkan untuk OSCE, bisa dilakukan di kampus masing-masing dengan dosen dari universitas lain.

UKDI dilakukan dengan sistem Computer-Based Test (CBT). Para peserta ujian harus mengerjakan 200 soal dalam waktu 200 menit. Soal-soal tersebut terdiri dari berbagai materi dari mulai etika kedokteran, diagnosis kasus penyakit, penanganan kasus kesehatan masyarakat, dsb.

OSCE dilakukan dengan sistem station. Setiap peserta ujian harus melakukan tindakan praktek khusus seperti pemeriksaan neurologi, pemeriksaan urologi, pemeriksaan fisik jantung, tindakan gawat darurat, dsb. pada setiap station. Setiap station harus selesai dalam waktu 10-15 menit dan terdiri dari 12 station.

Banyak teman-teman dokter muda yang gagal dalam ujian UKDI dan OSCE. Mereka yang gagal harus mengulang 4 bulan kemudian. Akibatnya, waktu wisuda dan internsip menjadi tertunda akibat harus mengulang ujian.


Angkat sumpah dokter
Setelah UKDI dan OSCE selesai, para dokter muda tersebut akan menjadi "dokter" yang sesungguhnya dengan diangkat sumpah. Tapi...


Bersambung...
Cara Menjadi Dokter di Indonesia (Part 4)



Kata kunci
cara jadi dokter, pengen jadi dokter, cara daftar ke fakultas kedokteran, daftar fakultas kedokteran, dokter umum, jadi dokter umum, syarat jadi dokter, proses jadi dokter.

Serial TV dengan tema kedokteran rata-rata menyajikan kisah drama di lingkungan kesehatan; baik itu di poliklinik, IGD, OR, hingga ke bagian manajemen RS itu sendiri. Selain drama, tindakan-tindakan medis dan hubungan psikologis antara dokter-pasien juga menjadi daya tarik tersendiri dari serial TV kedokteran.

Bagi saya pribadi, drama serial TV kedokteran yang ideal adalah yang menyuguhkan ilmu dan kasus medis yang nyata dan akurat sehingga bisa diterapkan di praktek sehari-hari oleh tenaga kesehatan yang menontonnya.



Berikut adalah daftar 10 serial TV kedokteran terbaik menurut saya pribadi:


10. Doctor Stanger


Trailer: SBS [닥터이방인/Doctor Stranger] - Coming Soon Teaser
Country: South Korea
Seasons: 1
Status: finish
Year: 2014


9. ER


Trailer: ER Trailer Season 1
Country: U.S.
Seasons: 15
Status: finish
Years: 1994-2009


8. Dr. Koto Shinryojo


Trailer: Dr Koto no Shinryoujou
Country: Japan
Seasons: 1
Status: finish
Year: 2006


7. Faith


Trailer: Faith 6 Minutes Trailer
Country: South Korea
Seasons: 1
Status: finish
Year: 2012


6. Grey's Anatomy


Trailer: Grey's Anatomy Trailer
Country: U.S.
Seasons: 13
Status: ongoing
Years: 2005-2016


5. Emergency Couple


Trailer: Emergency Couple: Ep1 Trailer
Country: South Korea
Seasons: 1
Status: finish
Year: 2014


4. Good Doctor



Trailer: Good Doctor | 굿닥터 [Trailer / Version 1]
Country: South Korea
Seasons: 1
Status: finish
Year: 2013


3. Code Black


Trailer: CBS - Code Black Trailer
Country: U.S.
Seasons: 2
Status: ongoing
Years: 2015-2016


2. Code Blue


Trailer: Code Blue - Trailer
Country: Japan
Seasons: 2 + 1 special episode
Status: finish
Years: 2008-2010


1. House M.D.


Trailer: House M.D. (2004) TV Series Trailer
Country: U.S.
Seasons: 8
Status: finish
Years: 2004-2012



Honorable Mention





Kata Kunci
Drama kedokteran, film kedokteran, tv series dokter, tv series kedokteran, serial tv kedokteran, dokter di tv, dokter jepang, dokter korea.




Penyakit yang terjadi di daerah abdomen boleh dibilang cukup sulit untuk didiagnosis karena di dalam abdomen terdapat banyak organ; mulai dari otot, usus, hati, empedu, dsb. Dengan berkembangnya teknologi, pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis penyakit di sekitar abdomen pun semakin mudah; X-ray, CT scan, MRI, endoscopy, colonoscopy, diagnostic laparoscopy, dsb.

Walaupun alat-alat untuk pemeriksaan penunjang sudah semakin canggih, akan tetapi, pemeriksaan-pemeriksaan tersebut membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Oleh karena itulah, pemeriksaan fisik sederhana masih sangat digunakan untuk menegakan diagnosis.



Untuk mempermudah pemeriksaan fisik dalam mendiagnosis penyakit, wilayah abdomen dibagi menjadi 9 regio dan 4 kuadran.


Regio Abdomen


Kuadran Abdomen



Pada kesempatan ini, saya akan membahas seputar manuver khusus pemeriksaan fisik pada apendisitis akut (acute appendicitis). Tiga dari manuver berikutMc Burney's sign, Rovsing's sign, dan Blumberg's signmerupakan komponen pemeriksaan dari skor Alvarado. Pembahasan skor Alvarado sudah pernah saya bahas pada kesempatan sebelumnya di sini: Skor Avarado.



Berikut adalah manuver-manuver khusus yang dapat dilakukan untuk menegakan diagnosis apendisitis:


Mc Burney’s sign
Melakukan penekanan terhadap titik McBurney (McBurney's point) yang terdapat di 2/3 antara umbilikus dan anteriot superior iliac spine (ASIS).

(+) : terdapat nyeri tekan pada McBurney's point.
() : tidak ada nyeri tekan.

Video tutorialHow to find McBurney's Point



Rovsing's sign
Melakukan penekanan di beberapa titik dari mulai regio iliaca kiri hingga regio iliaca kanan dengan arah berlawanan jarum jam.

(+) : terdapat nyeri tekan pada sepanjang titik penekanan yang bisa menjalar hingga daerah kuadran kanan bawah (kuadran disekitar apendiks).
() : tidak ada nyeri tekan.

Video tutorial: Rovsing's Sign



Blumberg's sign
Blumberg's sign biasa disebut juga dengan nyeri rebound atau nyeri lepas.

Melakukan penekanan perlahan, lalu melepaskan penekanan tersebut secara tiba-tiba. Penekanan dilakukan secara tegak lurus di empat kuadran abdomen.

(+) : terdapat nyeri lepas pada sepanjang titik penekanan yang bisa menjalar hingga daerah kuadran kanan bawah (kuadran disekitar apendiks); menandakan adanya apendisitis atau peritonitis.
() : tidak ada nyeri lepas.

Video tutorial: Rebound Tenderness



Psoas sign
Melakukan penarikan otot psoas dengan cara melakukan ekstensi pada paha. Pemeriksaan ini disebut juga Cope's psoas test atau Obraztsova's sign.

Pertama, posisikan pasien untuk miring ke kiri (left lateral decubitus); Kedua, tahan bokong pasien dengan tangan kiri; Ketiga, tarik kaki pasien ke arah pemeriksa dengan menggunakan tangan kanan.

(+) : timbul nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen saat melakukan manuver.
() : tidak ada nyeri saat melakukan manuver.

Video tutorial: Psoas Sign



Obturator sign

Melakukan penarikan otot obturator internus dengan cara melakukan rotasi internal pada caput tulang femur.

Pertama, kaki pasien diangkat dan lutunya di flexikan 90 derajat tegak lurus; Kedua, tarik kaki pasien ke arah pemeriksa untuk memberikan efek rotasi internal pada femur.

(+) : timbul nyeri pada kuadran kanan bawah abdomen saat melakukan manuver.
() : tidak ada nyeri saat melakukan manuver.

Video tutorial: Obturator Sign



Dunphy's sign
Menyuruh pasien untuk batuk.

(+) : akan muncul nyeri di wilayah abdomen saat pasien batuk.
() : tidak ada nyeri di wilayah abdomen saat pasien batuk.

Video tutorial: not available



Aaron's sign
Pemeriksaan ini bisa dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan McBurney's sign.

Melakukan penekanan pada titik McBurney (McBurney's point) yang terdapat di 2/3 antara umbilikus dan anteriot superior iliac spine (ASIS).

(+) : akan muncul nyeri di daerah epigastrium saat titik McBurney ditekan.
() : tidak ada nyeri di daerah epigastrium saat titik McBurney ditekan.

Video tutorial: not available



Aure-Rozanova's sign
Melakukan palpasi ringan dengan menggunakan jari pada segitiga petit (petit triangle)

(+) : terasa nyeri pada wilayah yang di palpasi
() : tidak terasa nyeri

Video tutorial: not available



Manuver lainnya
Selain manuver-manuver yang sudah disebutkan diatas, terdapat juga manuver lainnya yang bisa dilakukan dalam pemeriksaan apendisitis:




Sumber

Kata Kunci
tanda McBurney, tanda Rovsing, tanda Dunphy, tanda PSOAS, tanda obturator, nyeri rebond, nyeri ribon, nyeri tekan, kuadran kanan bawah, usus buntu, operasi usus buntu, pemeriksaan usus buntu, pemeriksaan fisik apendisitis.




Di Indonesia, banyak masyarakat beranggapan bahwa dokter adalah salah satu profesi yang memiliki penghasilan yang besar. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika fakultas kedokteran (FK) merupakan fakultas yang paling favorit di Indonesia. Baik para siswa SMA yang baru lulus, maupun para orang tua, berlomba-lomba untuk bisa masuk ke fakultas ini.

Untuk mengetahui bagaimana proses untuk menjadi dokter di Indonesia dari mulai masuk FK hingga menjadi dokter, berikut adalah step by step-nya:

Pada part 1, saya sudah membahas mengenai cara masuk ke fakultas kedokteran dan alur pendidikan dokter di Indonesia. Selanjutnya pada part 2 ini, saya akan membahas mengenai proses pendidikan preklinik di fakultas kedokteran. Semoga bermanfaat.


Kuliah tatap muka

Jumlah kuliah tatap muka pada sistem KBK lebih sedikit dibandingkan kurikulum kedokteran sebelum KBK. Pada kurikulum KBK, mahasiswa dituntut lebih aktif dalam belajar. Dosen hanya berperan sebagai pembimbing dan mengarahkan kepada para mahasiswa apa saja yang harus dipelajari.

Gelar dosen yang memberikan kuliah tatap muka di fakultas kedokteran rata-rata adalah dokter spesialis hingga dokter yang sudah profesor. Untuk dosen yang masih dokter umum, biasanya hanya menjadi pembimbing pada clinical skill dan problem based learning.

Kuliah dilaksanakan di dalam kelas besar dengan metode presentasi menggunakan proyektor. Materi kuliah biasanya akan diberikan oleh dosen pembimbing dalam bentuk softcopy dalam format ptt atau pdf sebagai materi belajar. Selanjutnya dosen akan mengarahkan mahasiswa untuk belajar dari buku-buku yang direkomendasikan oleh dosen.


Praktikum

Praktikum mengharuskan mahasiswa ke laboratorium untuk praktek medis langsung. Misalnya pada praktikum anatomi, para mahasiswa harus belajar mengenai anggota tubuh pada mayat yang sudah disediakan; Pada praktikum histologi dan patologi anatomi para mahasiswa harus meneliti sel-sel melalui mikroskop; Pada praktikum mikrobiologi dan parasitologi, para mahasiswa harus meneliti bakteri, virus, dan parasit penyebab penyakit pada manusia; dsb.

Setiap blok rata-rata terdiri dari beberapa praktikum. Ada blok yang hanya terdiri dari 2 praktikum, ada juga blok yang bisa sampai 9 praktikum, tergantung jenis dan jumlah SKS dari blok itu sendiri.

Berikut adalah materi praktikum yang harus diikuti:
  • Anatomi
  • Histologi
  • Mikrobiologi
  • Parasitologi
  • Patologi Anatomi
  • Farmakologi
  • Patologi Klinik
  • Fisiologi
  • Biokimia

Clinical Skill

Perkuliahan clinical skill mengharuskan para mahasiswa untuk belajar keterampilan medis. Contohnya seperti keterampilan menyuntik, membalut luka, merawat luka, dsb yang dilakukan terhadap manequin atau probandus. Setiap satu pertemuan clinical skill rata-rata dilakukan selama 1-4 jam, tergantung jenis clinical skill-nya.

Biasanya, para mahasiswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Misalnya, dari 100 orang total mahasiswa, akan dibagi menjadi 10 kelompok kecil yang terdiri dari 10 orang untuk mengikuti clinical skill dan problem based learning.

Dalam satu blok, bisa terdiri dari beberapa clinical skill, bisa antara 3-9 clinical skill per bloknya. Sebagai contoh misalnya pada blok cardiovaskular, para mahasiswa harus bisa keterampilan medis menyuntik, mengambil darah, analisa darah, pemasangan EKG, dsb. Setiap clinical skill tersebut akan diujiankan setiap akhir blok.


Problem based learning

Perkuliahan problem based learning mengharuskan para siswa untuk memecahkan kasus medis yang didiskusikan secara kelompok. Perkuliahan problem based learning, sama seperti clinical skill, diikuti oleh kelompok kecil yang sudah dibagi dari seluruh mahasiswa. Dalam satu blok biasanya terdiri dari 2-3 kasus problem based learning.

Setiap 1 kasus medis terdiri dari beberapa kali "pertemuan tatap muka" antara dosen dan kelompok mahasiswa. Pertemuan pertama mengharuskan para mahasiswa untuk memecahkan suatu kasus medis yang dibuat dalam beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut nanti akan dipecahkan pada pertemuan kedua. Selanjutnya hasil diskusi kasus tersebut akan dipresentasikan dalam rapat pleno besar yang dihadiri oleh para dosen, guru besar, dan profesor serta diikuti oleh seluruh mahasiswa.


Ujian dan remedial

Pada setiap akhir blok, akan ada minggu ujian, dimana semua materi yang sudah dipelajari selama satu blok akan diujikan. Mulai dari ujian tulis, ujian praktikum, hingga ujian clinical skill. Banyak mahasiswa yang belajar mati-matian dan begadang hingga larut malam agar menghindari remedial dan bisa lulus ujian blok.

Kebijakan remedial berbeda-beda di setiap universitas. Ada yang mengadakan remedial, ada pun yang tidak mengadakan remedial. Jadi, persiapan sebelum ujian haruslah sangat matang, terlebih lagi jika universitasnya tidak mengadakan remedial.

Jika gagal pada saat ujian dan remedial, maka mahasiswa tersebut dianggap tidak lulus blok. Nantinya, mahasiswa yang tidak lulus tersebut harus mengulang sistem setelah menyelesaikan perkuliahan selama 7 semester.

Akibatnya, jika tidak lulus blok, bisa menghambat untuk lulus tepat waktu. Yang mestinya selesai 7 semester, bisa bertambah menjadi 8 hingga 10 semester tergantung berapa banyak blok yang tidak lulus.


Skripsi

Setelah akhir masa kuliah, para masiswa di fakultas kedokteran harus melakukan skripsi seperti mahasiswa sarjana yang lain. Skripsi di fakultas kedokteran membahas antara penelitian sederhana mengenai kesehatan

Kebijakan mengikuti skripsi ini berbeda-beda. Rata-rata setiap kampus mengharuskan para mahasiswa untuk lulus semua sistem blok. Akan tetapi, ada juga universitas yang memperbolehkan mahasiswa yang belum lulus ujian blok untuk mengikuti skripsi, adapun yang tidak memperbolehkan, tergantung kebijakan dari universitas masing-masing.


Lulus S1 fakultas kedokteran

Setelah menyelesaikan pendidikan preklinik dan dinyatakan lulus dari semua blok, dan telah menyelesaikan skripsi di akhir waktu pendidikan, para mahasiswa akan di angkat sumpah dan di wisuda untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Selanjutnya, para mahasiswa bisa meneruskan "pendidikan kepaniteraan" selama 2 tahun untuk mendapatkan gelar dokter (dr.).


Bersambung...
Cara Menjadi Dokter di Indonesia (Part 3)


Kata kunci
cara jadi dokter, pengen jadi dokter, cara daftar ke fakultas kedokteran, daftar fakultas kedokteran, dokter umum, jadi dokter umum.