Tulisan ini sudah di-update pada Januari, 2022
Industri bioskop di Indonesia sudah mengalami perbaikan yang sangat signifikan; mulai dari kualitas film, jumlah layar, hingga jumlah perusahaan bioskop yang juga ikut bertambah. Hal ini mengakibatkan antusias penonton Indonesia semakin besar untuk menonton film di bioskop.
Dulu, industri bioskop ini dimiliki oleh banyak pengusaha kecil dan menengah di seluruh Indonesia. Tapi dengan berkembangnya zaman, bioskop-bioskop ini mulai bangkrut dan kalah bersaing dengan bioskop milik 21 Group yang lebih modern.
Cukup lama 21 Group menjadi perusahaan bioskop tunggal di Indonesia. Akan tetapi, memasuki dekade 2000-an—lebih tepatnya tahun 2006—datanglah Blitzmegaplex sebagai perusahaan bioskop baru. Lalu, memasuki dekade 2010-an, datanglah lagi dua perusahaan bioskop baru; yaitu Cinemaxx dan Platinum Cineplex.
Selain itu terdapat juga beberapa perusahaan bioskop lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia; misalnya seperti New Star Cineplex yang terdapat di beberapa daerah di Jawa Timur; Golden Theater di Kediri, Jawa Timur; Bioskop 88 di Pekan Baru, Riau; dsb.
Untuk pembahasan lebih lanjutnya, berikut adalah perusahaan-perusahaan bioskop di Indonesia ditinjau dari kelebihan dan kekuranganya menurut saya pribadi:
Cineplex 21 Group
Perusahaan bioskop ini merupakan perusahaan bioskop tertua di Indonesia: berdiri sejak 1987. Bioskop ini sudah memiliki jumlah bioskop dan layar dengan jumlah yang banyak dan masih terus berkembang hingga sekarang.
Semenjak tahun 2004, bioskop-bioskop 21 melakukan
rebranding dan modernisasi nama dari 21 menjadi XXI. Sehingga ada beberapa bioskop yang masih bernama 21 dan ada juga sudah ganti nama menjadi XXI. Kedepannya semua bioskop 21 akan diganti menjadi XXI.
Tidak ada perbedaan antara bioskop 21 dan bioskop XXI; baik harga, kualitas, maupun tempat hampir semuanya sama. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai masalah ini, bisa dilihat di sini:
Ini Bedanya Bioskop 21 dan XXI.
Selain itu, 21 Group juga sudah bekerjasama dengan perusahaan IMAX
—perusahaan bioskop asal Amerika Serikat yang spesialis membuat layar super besar. Hingga tulisan ini dibuat, 21 Group sudah memiliki 8 biskop IMAX.
(+) Kelebihan
- Memiliki bioskop IMAX.
- Sudah memiliki jaringan bioskop di seluruh kota besar di Indonesia.
- Memiliki jumlah layar terbanyak.
- Memiliki food stand yang menjual makanan dan minuman dengan rasa yang enak.
(-) Kekurangan
- Jarang menayangkan film indie dan film asia.
CGV Cinema
Blitzmegaplex pertama kali berdiri di Paris Van Java, Bandung, pada tahun 2006. Sejak pertama kali didirikan hingga sekarang, Blitz terus berkembang dengan pesat. Pada tahun 2015, Blitz bekerjasama dengan perusahaan bioskop Korea Selatan, CGV, dan merubah nama yang asalnya Blitzmegaplex menjadi CGV blitz. Kemudian pada 2018, nama CGV Blitz berganti menjadi CGV Cinema.
Blitz adalah perusahaan bioskop pertama di Indonesia yang menyediakan jasa pembelian tiket bioskop melalui sistem online. Selain itu, kelebihan lainnya dari bioskop ini adalah memiliki banyak jenis studio bioskop; mulai dari 4DX, Gold Class, Sphere X, Velvet Class, dsb. Untuk pembahasan lebih lanjut, bisa dilihar disini:
Yuk Mengenal Tipe-tipe Studio di CGV Blitz.
(+) Kelebihan
- Memiliki bioskop 4DX dan Sphere X.
- Sudah memiliki jumlah layar yang cukup banyak.
- Bisa memesan tiket secara online.
- Sering menayangkan film indie, film asia, dan film Bollywood.
(-) Kekurangan
- Rasa makanan dan minuman yang dijual di foodstand-nya standar.
- Sebagian kursi bioskopnya keras dan tidak nyaman
Cinépolis
Cinemaxx merupakan perusahaan bioskop milik Lippo Group. Perusahaan ini berdiri sejak 2014 di Plaza Semanggi, Jakarta. Pada 2018 lalu, perusahaan Cinemaxx ini dibeli oleh perusahaan bioskop asal Meksiko yaitu Cinépolis. Hingga akhirnya, pada 2019, saham perusahaan Cinemaxx diakusisi oleh Cinépolis, hingga berganti nama dari Cinemaxx menjadi Cinépolis.
Hingga sekarang, perusahaan bioskop Cinépolis Indonesia sudah memiliki lebih dari 40 bioskop di seluruh Indonesia, termasuk luar biasa, mengingat perusahaan ini belum lama muncul.
Seperti CGV, Cinépolis juga memiliki beberapa studio bioskop dengan konsep unik; misalnya bioskop Cinépolis Junior (bioskop anak-anak), Cinépolis Macro XE, Cinépolis VIP, dsb.
(+) Kelebihan
- Memiliki bioskop khusus anak-anak dan Macro XE yang besar.
- Bisa memesan tiket secara online.
- Menayangkan juga film indie dan film asia.
(-) Kekurangan
- Jumlah bioskop dan layarnya masih relatif sedikit.
Platinum Cineplex
Dan inilah dia, perusahaan bioskop paling bungsu dari semuanya. Perusahaan bioskop milik Raam Punjabi ini pertama kali berdiri sejak tahun 2012 di Cibinong Square, Bogor.
Karena masih berumur muda, perusahaan ini belum memliki banyak gedung bioskop dan layar. Sementara ini, perusahaan ini baru memiliki 10 gedung bioskop dan masih berencana mengembangkan bioskopnya di daerah-daerah yang belum terjamah oleh perusahaan bioskop lain.
(+) Kelebihan
- Bisa memesan tiket secara online.
- Menayangkan juga film indie dan film asia.
(-) Kekurangan
- Jumlah bioskop dan layarnya masih relatif sedikit.
Perusahaan Bioskop Lainnya