Tampilkan postingan dengan label Film. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Film. Tampilkan semua postingan


Film merupakan medium entertainment yang saya sangat sukai, terlebih jika ada adegan bela dirinya. Bela diri antara 1 orang melawan beberapa orang sekaligus, hingga melawan puluhan, bahkan ratusan musuh sekaligus merupakan hal yang sangat menarik sekali di tonton. Berikut 10 adegan film dimana 1 orang tokoh utamanya melawan banyak musuh.


Oldboy (2003)


John Wick: Chapter 3 – Parabellum (2019)


Atomic Blonde (2017)


The Matrix Reloaded (2003)


Kung Fu Hustle (2004)


Nobody (2021)


Dragon Tiger Gate (2006)


Kill Bill Volume 1 (2003)


Kingsman: The Secret Service (2014)


Ong Bak 2 (2008)


I (2015)


The Raid Redemption (2011)



The Raid 2 (2014)



Tom-Yum-Goong (2005)



The Man from Nowhere (2010)



Honorable Mention

 
Fist of Fury (1972)


Fist of Legend (1994)

Ugramm (2014)

Sejarah bioskop di Sukabumi

Pada dekade 8090-an, Kota Sukabumi memiliki banyak perusahaan bioskop lokal; mulai dari bioskop Capitol, bioskop Gelora, bioskop Indra, bioskop Royal, dsb. Lalu dengan berjalannya waktu, hadirlah bioskop dari 21 group yang terdapat di Ramayana daerah Odeonsehingga disebut Odeon 21.

Kala itu, Odeon 21 memiliki konsep yang modern dan nyaman dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan bioskop lokal; sofa yang empuk, ruang ber-AC, layar lebih lebar, kualitas suara lebih bagus, dsb. Hal ini mengakibatkan bioskop-bioskop lokal mulai kalah bersaing dengan bioskop Odeon 21 sehingga akhirnya bioskop-bioskop lokal tersebut mulai gulung tikar satu persatu.



Zaman terus berkembang; teknologi semakin maju. Memasuki tahun 2000-an, akhirnya bioskop Odeon 21 juga harus ikut gulung tikar karena kalah bersaing dengan film-film bajakan. Hal itu dikarenakan, kala itu, distribusi film masih dengan cara manual menggunakan reel sehingga film-film baru sangat lama muncul di bioskopbisa muncul 3 bulan kemudian setelah release. Akibatnya, masyarakat lebih senang menonton film bajakan karena filmnya lebih cepat release dibandingkan bioskop.

Untuk mengetahui bagaimana sejarah lebih lanjut mengenai perusahaan bioskop lokal di Sukabumi, bisa buka link berikut: Jejak Bioskop-Bioskop di Kota Sukabumi.


15 tahun kemudian

Setelah lebih dari satu dekade Kota dan Kabupaten Sukabumi tidak memiliki bioskop, akhirnya pada tahun 2015, Platinum Cineplex memberikan kabar gembira dengan berencana membuat bioskop di Kota Sukabumi.

Hal ini dikemukakan langsung oleh Raam Punjabi, selaku pemilik dari Platinum Cineplex, pada wawancara yang dilakukan oleh Muvila pada 2015 lalu:
"Sebentar lagi kita akan ada di Bitung (Sulawesi Utara) dan Sukabumi (Jawa Barat). Tahun ini total akan ada 10 lokasi, jadi akan ada enam lokasi lagi. Saya tidak janjikan bangun 1.000 gedung, saya tidak mau bersaing dengan raksasa. Tapi, saya ingin menciptakan sarana untuk perfilman kita di tempat-tempat yang belum terjamah. Boleh juga dibilang karena saya tidak punya pilihan untuk bersaing di Jakarta, jadi saya kembangkan lahan sendiri," ujar Raam Punjabi.
Platinum Cineplex adalah perusahaan bioskop terbesar di Indonesia ke-4 setelah 21 Cineplex, CGV blitz, dan Cinemaxx. Platinum Cineplex masih terbilang baru dalam bisnis bioskop di tanah air dan masih dalam proses berkembang dengan membangun banyak gedung bioskop di seluruh Indonesia hingga ke beberapa negara Asean.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Platinum Cineplex dan perusahaan bioskop di Indonesia, bisa buka link berikut: Perusahaan Bioskop di Indonesia


Lokasi bioskop


Bioskop Platinum Cineplex rencananya akan dibuat di mall Central Point Sukabumi yang sekarang sedang dibangun di bekas reruntuhan Pasar Pelita. Rencananya mall ini akan selesai pada tahun 2020. Jika sudah selesai nanti, maka mall ini akan menjadi mall kedua di Sukabumi setelah Supermall.
 
Selain bioskop, mall Central Point Sukabumi juga akan memiliki hotel bintang 5 di lantai tertingginya. Mall ini nantinya akan tersambung dengan stasiun kereta api melalui sky bridge agar memudahkan para turis untuk melancong dan menikmati hiburan di Kota Sukabumi.
 
 
Update 2018
Developer mall central Point Sukabumi, PT. Anugerah Kencana Abadi (AKA), melarikan uang para pedagang bekas Pasar Pelita sebanyak 8 miliyar sehingga proyek mall ini gagal total untuk dibangun. Hingga kini, kasus ini masih disidangkan.
 
Selanjutnya, bioskop lain yang akan berencana didirikan di Sukabumi adalah bioskop Dee Cinema milik Dheeraj Kalwani. Lokasi dan tempat belum diketahui di Sukabumi daerah mana. Akan tetapi, setelah cabang pertama bioskop Dee Cinema di Ciloto, Cianjur, ditutup paksa karena didemo dan ditolak warga setempat, entah bagaimana kelanjutan bioskop Dee Cinema di Sukabumi.

 
Update 2020
Sekarang akhirnya, Sukabumi sudah kembali memiliki bioskop dengan brand lokal bernama Moviplex. bioskop ini memiliki 3 studio yang surprisingly sangat nyaman dan memiliki parkiran yang cukup luas. Bioskop ini berlokasi di Jl.Bhayangkara No 234.




Kata Kunci
mal sukabumi, mol sukabumi, bioskop sukabumi, hiburan sukabumi, kuliner sukabumi.



Gambar dari: id.bookmyshow.com
 
Tulisan ini sudah di-update pada Januari, 2022
 
Industri bioskop di Indonesia sudah mengalami perbaikan yang sangat signifikan; mulai dari kualitas film, jumlah layar, hingga jumlah perusahaan bioskop yang juga ikut bertambah. Hal ini mengakibatkan antusias penonton Indonesia semakin besar untuk menonton film di bioskop.
 
Dulu, industri bioskop ini dimiliki oleh banyak pengusaha kecil dan menengah di seluruh Indonesia. Tapi dengan berkembangnya zaman, bioskop-bioskop ini mulai bangkrut dan kalah bersaing dengan bioskop milik 21 Group yang lebih modern.
 
Cukup lama 21 Group menjadi perusahaan bioskop tunggal di Indonesia. Akan tetapi, memasuki dekade 2000-anlebih tepatnya tahun 2006datanglah Blitzmegaplex sebagai perusahaan bioskop baru. Lalu, memasuki dekade 2010-an, datanglah lagi dua perusahaan bioskop baru; yaitu Cinemaxx dan Platinum Cineplex.
 
Selain itu terdapat juga beberapa perusahaan bioskop lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia; misalnya seperti New Star Cineplex yang terdapat di beberapa daerah di Jawa Timur; Golden Theater di Kediri, Jawa Timur; Bioskop 88 di Pekan Baru, Riau; dsb.
 
Untuk pembahasan lebih lanjutnya, berikut adalah perusahaan-perusahaan bioskop di Indonesia ditinjau dari kelebihan dan kekuranganya menurut saya pribadi:



Cineplex 21 Group

Gambar dari: cinead21.com
Perusahaan bioskop ini merupakan perusahaan bioskop tertua di Indonesia: berdiri sejak 1987. Bioskop ini sudah memiliki jumlah bioskop dan layar dengan jumlah yang banyak dan masih terus berkembang hingga sekarang.

Semenjak tahun 2004, bioskop-bioskop 21 melakukan rebranding dan modernisasi nama dari 21 menjadi XXI. Sehingga ada beberapa bioskop yang masih bernama 21 dan ada juga sudah ganti nama menjadi XXI. Kedepannya semua bioskop 21 akan diganti menjadi XXI.

Tidak ada perbedaan antara bioskop 21 dan bioskop XXI; baik harga, kualitas, maupun tempat hampir semuanya sama. Untuk pembahasan lebih lanjut mengenai masalah ini, bisa dilihat di sini: Ini Bedanya Bioskop 21 dan XXI.

Selain itu, 21 Group juga sudah bekerjasama dengan perusahaan IMAXperusahaan bioskop asal Amerika Serikat yang spesialis membuat layar super besar. Hingga tulisan ini dibuat, 21 Group sudah memiliki 8 biskop IMAX.

(+) Kelebihan
  • Memiliki bioskop IMAX.
  • Sudah memiliki jaringan bioskop di seluruh kota besar di Indonesia.
  • Memiliki jumlah layar terbanyak.
  • Memiliki food stand yang menjual makanan dan minuman dengan rasa yang enak.
(-) Kekurangan
  • Jarang menayangkan film indie dan film asia.

CGV Cinema
Gambar dari: grintifrappuccino.blogspot.co.id
Blitzmegaplex pertama kali berdiri di Paris Van Java, Bandung, pada tahun 2006. Sejak pertama kali didirikan hingga sekarang, Blitz terus berkembang dengan pesat. Pada tahun 2015, Blitz bekerjasama dengan perusahaan bioskop Korea Selatan, CGV, dan merubah nama yang asalnya Blitzmegaplex menjadi CGV blitz. Kemudian pada 2018, nama CGV Blitz berganti menjadi CGV Cinema.

Blitz adalah perusahaan bioskop pertama di Indonesia yang menyediakan jasa pembelian tiket bioskop melalui sistem online. Selain itu, kelebihan lainnya dari bioskop ini adalah memiliki banyak jenis studio bioskop; mulai dari 4DX, Gold Class, Sphere X, Velvet Class, dsb. Untuk pembahasan lebih lanjut, bisa dilihar disini: Yuk Mengenal Tipe-tipe Studio di CGV Blitz.

(+) Kelebihan
  • Memiliki bioskop 4DX dan Sphere X.
  • Sudah memiliki jumlah layar yang cukup banyak.
  • Bisa memesan tiket secara online.
  • Sering menayangkan film indie, film asia, dan film Bollywood.
(-) Kekurangan
  • Rasa makanan dan minuman yang dijual di foodstand-nya standar.
  • Sebagian kursi bioskopnya keras dan tidak nyaman

Cinépolis
Gambar dari: kabarbuton.com  


Cinemaxx merupakan perusahaan bioskop milik Lippo Group. Perusahaan ini berdiri sejak 2014 di Plaza Semanggi, Jakarta. Pada 2018 lalu, perusahaan Cinemaxx ini dibeli oleh perusahaan bioskop asal Meksiko yaitu Cinépolis. Hingga akhirnya, pada 2019, saham perusahaan Cinemaxx diakusisi oleh Cinépolis, hingga berganti nama dari Cinemaxx menjadi Cinépolis.

Hingga sekarang, perusahaan bioskop Cinépolis Indonesia sudah memiliki lebih dari 40 bioskop di seluruh Indonesia, termasuk luar biasa, mengingat perusahaan ini belum lama muncul.

Seperti CGV, Cinépolis juga memiliki beberapa studio bioskop dengan konsep unik; misalnya bioskop Cinépolis Junior (bioskop anak-anak), Cinépolis Macro XE, Cinépolis VIP, dsb.

(+) Kelebihan

  • Memiliki bioskop khusus anak-anak dan Macro XE yang besar.
  • Bisa memesan tiket secara online.
  • Menayangkan juga film indie dan film asia.
(-) Kekurangan
  • Jumlah bioskop dan layarnya masih relatif sedikit.

Platinum Cineplex
Gambar dari: phnom-penh.leboost-cambodia.com 

Dan inilah dia, perusahaan bioskop paling bungsu dari semuanya. Perusahaan bioskop milik Raam Punjabi ini pertama kali berdiri sejak tahun 2012 di Cibinong Square, Bogor.

Karena masih berumur muda, perusahaan ini belum memliki banyak gedung bioskop dan layar. Sementara ini, perusahaan ini baru memiliki 10 gedung bioskop dan masih berencana mengembangkan bioskopnya di daerah-daerah yang belum terjamah oleh perusahaan bioskop lain.

(+) Kelebihan

  • Bisa memesan tiket secara online.
  • Menayangkan juga film indie dan film asia.
(-) Kekurangan
  • Jumlah bioskop dan layarnya masih relatif sedikit.

Perusahaan Bioskop Lainnya