Perbandingan Matematis di Dunia dan di Akhirat Berdasarkan Al-Quran


Al-Quran merupakan kitab terakhir bagi umat manusia. Tidak hanya berisi mengenai ajakan menuju jalan kebenaran, yaitu jalan Allah SWT, Al-Quran juga berisi berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan. Dari mulai ilmu sejarah, matematika, biologi, astrofisika, dsb. Disiplin ilmu yang ada di dalam Al-Quran bahkan kebenarannya ada yang baru terungkap dalam beberapa dekade terakhir. Subhanallah.

Pada kesempatan ini saya akan share mengenai kebesaran Allah SWT yang bisa kita lihat di Al-Quran dengan menggunakan ilmu matematika sederhana. Semua angka pada tulisan ini bukanlah merupakan angka pasti, karena sesungguhnya ilmu kita sebagai manusia sangatlah terbatas. Tidak mungkin kita bisa menghitung kekuasaan Allah SWT yang maha tidak terbatas.


Perbandingan waktu
"Dan sesungguhnya satu hari (menurut perhitungan) Tuhanmu adalah seperti 1000 tahun menurut perkiraanmu." (Al-Hajj ayat 47)
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (As-Sajdah ayat 5)

Berdasarkan 2 ayat diatas, mari kita perkirakan perbandingan hari antara dunia dengan akhirat menggunakan hitungan matematika sederhana.
  • 1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
  • 1 tahun di dunia = 365 hari
  • 1 hari di akhirat = 365 x 1000 = 365.000 hari
Berarti satu hari di akhirat adalah 365 ribu hari di dunia.


Coba kita misalkan, jika 1 hari di akhirat juga ada 24 jam seperti di dunia.
  • 1 hari di akhirat = 1.000 tahun di dunia
  • 1 hari di dunia = 24 jam
  • 1 jam di akhirat = 1000/24 = 41,7 tahun

Maka setiap jam di akhirat adalah sama dengan 41,7 tahun di dunia.

Usia harapan hidup umat Nabi Muhammad adalah kurang lebih 60 tahun.
maka jika kita bandingkan waktu hidup di dunia dengan kehidupan akhirat.
  • 1 jam di akhirat = 41,7 tahun
  • 60 tahun/41,7 tahun = 1,4 jam

Maka kita hanya hidup di dunia selama 1,4 jam berdasarkan hitungan akhirat.
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sesungguhnya negeri akhirat itu adalah terlebih baik bagi orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?" (Al-An’am ayat 32)


Perbandingan jarak
Selanjutnya kita akan buat perbandingan sederhana antara jarak bumi dengan akhirat, yang setiap 1 hari perjalanan kesana adalah sama dengan 50.000 tahun. Seperti dijelaskan pada ayat berikut:
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (Al-Ma’arij ayat 4)
Kita misalkan jarak yang kadarnya 50.000 tahun bagi manusia, akan ditempuh dengan menggunakan kecepatan cahaya (kecepatan paling cepat di dunia yang diketahui saat ini).

Kecepatan cahaya dalam 1 detik adalah 300.000 km/detik
Jarak antara bumi dan akhirat adalah 50.000 tahun

Jika 50 ribu tahun kita konversi ke dalam hitungan detik, maka:
  • 50.000 tahun x 365 = 18.250.000 hari
  • 18.250.000 hari x 24 = 438.000.000 jam
  • 438.000.000 jam x 60 = 26.280.000.000 menit
  • 26.280.000.000 menit x 60 = 1.576.800.000.000 detik

Lalu kita kalikan 50 ribu tahun dengan jarak tempuh kecepatan cahaya tiap satu detik:
1.576.800.000.000 detik x 300.000 km/detik = 473.040.000.000.000.000 kilometer

Maka jarak bumi dan akhirat adalah 473.040 trilyun kilometer yang ditempuh menggunakan kecepatan cahaya selama 50 ribu tahun. Artinya, para malaikat dapat menempuh perjalanan tersebut dalam 1 hari dengan melebihi kecepatan cahaya.


Renungan
Tidak bosan-bosannya saya mengingatkan bahwa semua hitungan yang diuraikan diatas hanyalah asumsi dan bukanlah sebuah angka pasti.  Mustahil bagi kita sebagai manusia menghitung kekuasaan Allah SWT yang maha tidak terbatas. Karena sesungguhnya kita sebagai manusia hanya diberi ilmu yang amat sangat sedikit.

Hitungan diatas dibuat dengan sederhana dengan harapan agar kita memahami bahwa alam dunia ini hanyalah sedikit dan sebentar saja dibandingkan dengan alam akhirat nanti. Sehingga kita bisa memanfaatkan waktu hidup ini sebaik-baiknya untuk beribadah kepada Allah SWT. Insyaallah.


Sumber

3 komentar:

  1. subhanallah...pernah baca buku ternyata akhirat tidak kekal Agus Mustofa? kalau belum sebaiknya kita baca...buku itu bagus sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ir. Agus Mustofa yaa...Cukup bagus, tapi lebih banyak hanya mengedepankan full pemikiran beliau pribadi, kurang merujuk pada ulama2 tasawuf atau ulama2 tafsir yang lainnya, yg saya yakin keilmuannya lebih tinggi & lebih faham tentang penafsiran Al Qur'an, sehingga pemikirannya menurut saya agak subyektif.

      Hapus
    2. Maka benar di Jawa ada pepatah "urip kuwi mung mampir ngombe , mula sing eling lan warpada".

      Hapus