Bolehkah Ibu Hamil Memakan Sushi?


Sushi adalah makan khas jepang yang banyak penggemarnya di seluruh dunia. Sushi masuk 5 besar kategori makanan terenak di seluruh dunia versi CNN Travel. Di Indonesia sendiri, sushi jarang di temui. Walaupun ada, sushi yang enak hanya ditemukan di kota-kota besar saja, seperti Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, dsb. Salah satu resto sushi yang terbesar dan terkenal di Indonesia adalah Sushi Tei.

Dengan keunikan dan keenakannya tersebut, tentunya sushi dicari setiap orang. Begitupun juga dengan para ibu hamil, terutama mereka yang sedang ngidam. Yang menjadi pertanyaan adalah bolehkah seorang ibu yang sedang hamil memakan sushi? Apakah sushi aman? untuk menjawab pertanyaan ini mari kita bahas satu persatu.


Sushi

Sushi terdiri dari campuran nasi (sushi-meshi) yang dikombinasikan dengan bahan lain (neta), hewan laut, sayuran, dan buah-buahan tropis. Sushi memiliki bahan dasar hewan laut yang beraneka ragam, ada yang menggunakan ikan atau binatang laut bercangkang seperti kepiting, udang, kerang, dsb. Cara pengolahan hewan laut untuk sushi pun beraneka ragam caranya, ada yang menggunakan bahan mentah, setengah matang, atau yang sudah dimasak.

Walaupun bentuk dan bahan dasar sushi bisa beraneka ragam, tetapi semuanya memiliki kesamaan yaitu menggunakan nasi sebagai bahan dasarnya. Nasi pada sushi bukanlah nasi biasa menggunakan beras Jepang yang dicampur dengan cuka, garam,


Sashimi
Gambar milik Tatoute

Sashimi adalah potongan ikan mentah yang disajikan tanpa menggunakan nasi. Sushi dan sashimi merupakan 2 hal yang berbeda baik dari segi bahan dan penyajian, akan tetapi istilahnya sering bercampur aduk. Oleh karena itu, untuk memudahkan pembaca, selanjutnya saya hanya akan menggunakan istilah sushi saja.


Sushi untuk ibu hamil
Salah satu pertimbangan untuk ibu hamil dalam mengkonsumsi sushi adalah cara pengolahan sushi itu sendiri. Kebanyakan hewan laut pada sushi sering diolah dalam keadaan mentah atau setengah matang.

Mengkonsumsi makanan yang mentah meningkatkan resiko terkena berbagai penyakti baik itu dari virus, bakteri, parasit, dan zat-zat racun yang terkandung dalam makanan tersebut.

Parasit lebih sering ditemukan pada ikan mentah dibandingkan virus dan bakteri. Jikalaupun ada, bakteri yang terdapat pada ikan mentah biasanya sama dengan bakteri yang terdapat pada daging mentah. Untuk lengkapnya mengenai bakteri pada daging mentah bukalah link berikut: Akibat Mengkonsumsi Daging Kurang Matang Saat Hamil.Sedangkan virus lebih jarang ditemui pada ikan mentah.


Parasit pada ikan
Parasit yang sering ditemukan pada ikan mentah ada 3 jenis yang berbahaya bagi manusia. Yang pertama adalah parasit Anisakis sp. yang menyebabkan penyakit Anisakiasis; Yang kedua adalah parasit Clonorchis sp. yang menyebabkan penyakit Clonorchiasis; dan yang terakhir adalah parasit Diphyllobothrium sp. yang menyebabkan penyakit Diphyllobothriasis. Untuk ibu hamil, semua parasit tersebut lebih berdampak pada ibu dibandingkan janin. Cara membunuh berbagai parasit tersebut adalah dengan membekukan ikan dengan suhu dibawah -35 derajat cescius selama beberapa jam.

Gejala infeksi parasit pada ikan mentah

Dari semua parasit yang ditemukan pada ikan mentah tersebut, parasit Anisakis sp. adalah yang paling sering ditemukan dan paling berbahaya. Infeksi parasit Anisakis sp. memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan dengan infeksi parasit lain.

Gejala ringan dari parasit Anisakis sp. adalah gejala gastrointestinal biasa seperti mual, muntah, diare, dan hilang nafsu makan. Salah satu gejala berat yang khasnya adalah nyeri perut hebat yang sulit dibedakan dengan nyeri perut karena akan melahirkan. Parasit ini juga dapat mengaktifkan reaksi alergi di dalam tubuh sehingga bisa terjadi urtikaria (biduran/kaligata) yang ringan, hingga bisa terjadi syok anaphylaxis yang mengancam nyawa.


Zat-zat kimia berbahaya
Selain mikroorganisme yang ditemukan pada hewan laut, terpadat juga zat-zat kimia racun yang dapat membahayakan baik pada ibu maupun janin. Salah satu zat kimia racun yang paling sering terdapat pada hewan laut adalah methylmercury.

Methylmercury merupakan turunan dari mercury, yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama raksa. Mercury merupakan salah satu elemen logam yang berbahaya bagi tubuh baik itu jika terhisap, termakan, ataupun tersentuh.

Lalu mengapa bisa hewan laut mengandung methylmercury? Pada zaman sekarang ini, banyak pencemaraan lingkungan di mana-mana yang mengakibatkan zat-zat kimia terbawa ke laut dan menempel atau termakan oleh ikan. Ikan-ikan yang tekena zat-zat kimia tersebut jika tidak diolah dengan baik lalu dimakan oleh manusia bisa sangat berbahaya.

gambar milik ORNL

Terlalu banyak mengkonsumsi ikan yang mengandung mercury bisa mengakibatkan penumpukan zat tersebut didalam tubuh sehingga terjadi mercury poisoning (keracunan mercury). Keracunan mercury pada ibu hamil bisa mengakibatkan kelainan organ vital (hati dan ginjal) hingga yang paling berat adalah terkena penyakit Minamata. Sedangkan pada janin, keracunan mercury bisa mengakibatkan kelainan kongenital berupa kelainan sistem saraf akibat gagalnya pembentukan mielin pada sel saraf.

Untuk menghindari keracunan mercury, berikut link mengenai daftar hewan laut apa saja yang sering mengandung mercury: Sushi Mercury Level


Zat-zat lainnya
Selain zat-zat kimia, ada juga zat racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme. Zat racun ini disebabkan oleh Gambierdiscus toxicus, flagelata dari filum dinoflagellate yang menyebabkan penyakit Ciguatera. Biasanya flagelata ini hidup di perairan tropis dan subtropis di daerah terumbu karang. Flagelata ini menjadi makanan bagi ikan yang hidup disekitar terumbu karang.

Gambierdiscus toxicus ini menghasilkan toxin (racun) untuk melawan predatornya. Toxin ini nantinya akan menempel di daging ikan-ikan yang memakan flagelata ini. Jika ikan yang terkena toxin flagelata ini dikonsumsi oleh manusia, maka manusia yang memakannya pun akan terkena efek dari toxin tersebut sehingga terjadilah penyakit Ciguatera.

gambar milik Yasuwo Fukuyo

Penyakit Ciguatera dapat mengakibatkan gangguan sistem gastrointestinal dan sistem neurologi. Contoh gejala dari kelainan sistem gastrointestinal yang terjadi adalah mual, muntah, nyeri perut, diare, dsb. Contoh gejala dari kelainan sistem neurologi yang terjadi adalah sakit kepala, nyeri otot, bahkan hingga bisa mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan keseimbangan. Tenaga medis sering miss diagnosis penyakit Ciguatera dengan penyakit multiple sclerosis (MS) karena memiliki gejala yang mirip.


Penelitian lainnya
Menurut beberapa penelitian, mengkonsumsi sushi saat hamil tidak menimbukan masalah kesehatan. Hal ini dibenarkan oleh peneliti Jepang sebagaimana telah dicontohkan oleh para wanita hamil di Jepang yang sudah mengkonsumsi sushi sejak ribuan tahun yang lalu. Dari semua wanita Jepang tersebut, hanya segelintir saja yang ditemukan dengan masalah kesehatan.

Para peneliti tersebut memperbolehkan mengkonsumsi sushi asalkan dari hewan laut yang tidak tercemar zat-zat bahaya seperti mercury. Hal ini dikarenakan mercury lebih berbahaya daripada Parasit, bakteri, ataupun virus yang terdapat pada hewan laut.

Berikut kutipan penelitiannya di PubMed mengenai keamanan sushi untuk ibu hamil:
...it is no longer necessary for pregnant women to avoid foods like sushi and sashimi. Regardless of whether seafood is raw or cooked, pregnant women should choose low mercury seafood (eg, salmon and shrimp) over higher mercury varieties (eg, fresh tuna). Pregnant women should ensure that their food is obtained from reputable establishments; stored, handled, and cooked properly; and consumed within a couple of days of purchasing.


Kesimpulan
Alangkah baiknya selama hamil para ibu berhenti dulu memakan sushi karena dikhawatirkan nantinya dapat membahayakan janin yang berada didalam kandungan. Lebih baik kita mencegah daripada mengobati. Jika sangat ingin sekali memakan sushi, cukup dalam porsi kecil dan jangan terlalu sering, cukup sesekali saja.

Walaupun dengan kecanggihan teknologi pengolahan hewan laut pada zaman sekarang ini, tetap saja tidak menjamin 100% hewan laut akan aman dan steril. Oleh karena itu sebelum membeli sushi, terlebih dahulu harus dilihat reputasi dari penjual sushi-nya. Perlu dilihat apakah ikan atau bahan-bahan lain yang diolah untuk sushi sudah memenuhi standar dan sterilitas yang baik atau tidak.

Saat mengkonsumsi sushi pilihlah sushi dengan olahan hewan laut yang dimasak saja. Jangan memakan sushi dengan campuran hewan laut yang mentah atau setengah matang.


Sumber


Kata Kunci
Sushi untuk kehamilan, memakan sushi ketika hamil, bahaya sushi ketika hamil, ikan laut saat hamil, sashimi untuk ibu hamil, sashimi saat hamil, sushi saat hamil, susi saat hami.